22 Juni 2021 :

Di hari ini Selasa saya ikut Vaksin Covid19, CoronaVac. Biasanya disuruh menunggu 15 menit melihat reaksi vaksin yang diinjeksikan. Sehari sebelumnya Istri juga divaksin di tempat vaksinasi yag sama. Semua berjalan dengan baik.

23 – 25 Juni 2021 :

Pegal-pegal terasa di tangan kiri  (yang disuntik adalah lengan kiri) merambat ke bahu kanan, tidak terlalu mengganngu masih dapat beraktifitas seperti biasanya dan saya masuk kerja seperti biasanya.

26 Juni 2021 :

Terasa ada berat di kepala dan pusing-pusing ringan, tidak ada demam atau batuk maupun gejala lain, masih bisa dibawa lari pagi dan bermain badminton. Gejala yang sama biasanya juga dialami beberapa orang paska Vaksin, apalagi jenis vaksin AZ yang saya dengar dari teman-teman pasti demam.

27 Juni 2021 :

Sakit yang terasa agak berat di kepala mereda. hanya sisa sesekali pusing.

28 Juni 2021 :

Pas di Wedding Anniversary, Istri mengeluh merasa demam. Setelah beberapa hari paska Vaksin merasa pegal-pegal tak kunjung berhenti. Senin pagi itu, kami pergi konsultasi ke dokter disarankan Swab Test. Satu garis strip jelas sementara garis kedua samar-samar, tetapi dokter yakin itu [+] sementara saya hasilnya [-];

Selanjutnyauntuk memastikan kondisi istri kami berencana lanjut cek PCR drive through di RS terdekat besoknya, karena harus buat appointment satu hari sebelumnya. Hasilnya [+] diinformasikan 2 hari berikutnya.

Hari itu, karena istri [+] saya minta ijin ke kantor untuk WFH, sebab sangat sulit menjaga virus yang tidak kelihatan, dan menjaga agar teman sekantor tidak terinfeksi lagi.

C : Tampak garis strip merah, T: Bersih, tidak ada kesan.

29, 30, 1 Juli 2021 :

Tidak ada gejala. Hantar istri ke RS Swab PCR, ramai sekali yang suspect Covid19 baik datang secara walk-in maupun drive-thru.

2 Juli 2021 :

PCR Test. Terasa lutut dan belakang lutut panas, lemes, betis terasa sangat pegal. Puskesmas ramai yang vaksin dan Swab PCR; Saya dapat giliran ke-12 itupun saya sudah menunggu sejak pagi pukul 5.

Suasana 1.5 jam sebelum Vaksin dimulai di Puskesmas Kelurahan Pejuang Bekasi.

3 Juli 2021 :

Pinggang terasa nyeri, banyak keluar keringat, dehidrasi, BAB lancar, tetapi kalau BAK, air seni tampak kecoklatan. Walaupun minum banyak, mungkin yang mengucur di tubuh lewat keringat dan menguap lebih banyak. Tidak mengerti, mungkin karena tubuh sering banjir keringat.

4 Juli 2021 :

Berjemur di atap rumah.
Kiriman Adik, obat melalui halodoc, karena menemukan
obat susah sekali.

Pagi hari, tiba-tiba tersadar Hilang Penciuman dan Rasa. Sangat tidak menyenangkan.

Makan tidak terasa nikmatnya sama sekali kecuali tersisa sedikit rasa manis dan asin. Itupun kalau makanan benar-benar manis seperti teh manis dan buah. Tidak bisa mencium aroma tajam seperti minyak kayu putih, sanitizer, sabun, obat nyamuk seprot. Sama sekali tidak terasa bau apa-apa.

5 Juli 2021 :

Tenggorokan sedikit gatal, keluar dahak seujung jari. Tidak ada demam, tidak ada batuk. Sakit di pinggang mereda.

Berjemur di pagi pukul 10 masih berlanjut, biarin orang berdebat soal jamnya, berjemur di atap rumah. Seberapa kadar yang didapat, terserahlah. Minum dari suplemen Vit. D3 tambah sedikit dari sinar matahari dari langit.

6 Juli 2021 :

Konsumsi Obat Antivirus, Vit D3 dan Neurosanbe. Kepala terasa nyut2an dan sakit disertai mual-mual serasa mau muntah.

Obat yang saya konsumsi beserta minyak gosok di sandingkan dengan Sanitizer.
Kiriman dari adik 25km dari rumah (Cikarang) Obat sejenis sudah langka ditemukan di Apotik.

7 Juli 2021 :

Akhirnya dapat juga kiriman Obat dari Puskesmas, tidak dikonsumsi karena obat sudah dapat dari RS dan beli via halodoc.

Terasa sakit kepala dengan sangat, tidak bisa konsentrasi WFH sama sekali terhenti, sampai kepala saya ikat dengan kain untuk menahan sakitnya.

Obat sakit kepala Bodrex Extra, tidak efek sama sekali. Saya coba mendengarkan lagu instrumental dan lagu rohani tidak memberi ketenangan. Sudah cari-cari lagu rohani yang sanagt bersejarah ketika tahun 1990 Tuhan menyapaku dengan luar basa. Itupun nampaknya tidak menolong!

Malamnya, setelah selesai renungan malam bersama seisi rumah, dalam posisi berbaring sakit di kepala dan mual makin terasa dan 2 kali terasa sesak sulit bernafas. Coba melakukan proning tetapi serasa ditutup oleh drum di dalamnya sulit untuk bernafas. Saya coba Tarik nafas dalam-dalam berat sekali, terasa kepala melayang dan badan berkeringat dingin. Saya kira malam itu saya akan pulang, “Tuhan, masih banyak yang harus saya kerjakan, tolong saya” saya berseru kepadaNya. Kuingat berapa waktu sebelumnya saya hampir lemas mati tenggelam saat berenang di Ubud akhir 2019 lalu. Dalam hati saya berkata, “Tuhan, masakan Engkau melepaskanku dari mati tenggelam untuk mati malam ini?” dan Dia pun menolong.

Istri minta tolong ke tetangga yang kami anggap memiliki channel/ network ke SatGas Covid, tapi tidak dapat memberi bantuan alasannya karena sudah malam, teman-teman jemaat sewilayah dan adik-adik mencoba memberi saran untuk menguap larutan minyak kayu putih. Saya hirup dalam-dalam beberapa menit sembari mencoba mencari RS yang mungkin tersedia. Namun kondisi RS akhir-akhir ini sangat tidak memungkinkan, yang ada “orang dalam” saja masih sulit apalagi yang tidak punya. Tampaknya gak bisa berharap banyak dari sini.

Setelah telepon sana-sini, beberapa teman menyarankan untuk memonitor saturasi oksigen, dan menyebutkan satu nama yang mungkin segera bisa dipinjamkan.   

Malam itu jemaat memiinjamkan Oximeter, anak saya ambil ke rumahnya sebab ia juga baru recover dari sakit Covid19; Oximeter mencatat 92-94 sebentar, setelah itu 98 dan besok harinya selalu di angka 99% konon ≤90% sangat berbahaya!

Malam itu, seorang Majelis Jemaat yang beberapa hari sebelumnya merasakan sesak di dada menelepon, mengatakan sesak kemungkinan karena asam lambung naik karena lambung kebanyakan minum obat. Mual-mual pusing bahkan muntah bisa disebabkan olehnya. Jangan berbaring, usahakan melangkah menggerakkan tangan. Lama dia menelpon dan menyarankan besok ke dokter agar diberi obat lambung. Saya kira logikanya masuk, sebab hari itu saya mengkonsumsi obat cukup banyak.

Malam itu saya minta istri mendoakan saya lagi, sebelum mencoba untuk tidur. Saya hanya bisa terpejam hanya kira-kira 1 jam menjelang pagi.

8 Juli 2021 :

Adik menelpon apakah masih melanjutkan pencarian kamar RS. Saya katakan tidak usah. Saya berpikir untuk stop minum obat Neurosanbe yang dosis 3 x 2 tablet per hari untuk sementara mengurangi beban lambung. Konsultasi ke dokter diberi obat sakit Maag. Mual mereda, sakit kepala juga sudah berhenti sejak semalam.

Sembari konsultasi dokter, istri Cek Swab Antigen, dia sudah [-] saya masih [+]

C : tampak garis merah, T : tampak garis samar merah.

9 Juli 2021 :

Obat Paracetamol 500mg saya hentikan, minum obat hanya Vit C, D3 dan E ditambah PAVIPIRAVIR 200mg dan obat lambung sampai tanggal 13 Juli 2021;

Siang ini, saya sedikit terasa mencium aroma sabun lantai, saya coba cium aroma minyak kayu putih. Puji Tuhan, mulai terasa aromanya. Rasa akan makanan mulai ada setelah 5 hari semua terasa hambar.

Walaupun kemarin masih [+], hari itu hati serasa berbunga-bunga betapa Tuhan masih tetap setia, walaupun terkadang DIA terasa “diam” namun di dalam senyap, karyaNya, pertolonganNya masih nyata.

10 Juli 2021 :

Hasil PCR tanggal 2 Juli saya terima, kami sekeluarga [+] dengan CT yang rendah menyatakan virusnya cukup banyak. Semakin besar nilai Threshold, semakin sedikit “volume” virus dalam sample.

Semua anggota keluarga nilai CT nya ≤ 20; Puji Tuhan mereka hanya bergejala ringan, bahkan anak saya si Bungsu 10 tahun, hanya muntah sekali di hari ke-2 setelah PCR.

Aktifitas WFH kembali normal, Tangan Tuhan melalui kesediaan Jemaat Persekutuan Wilayah masih membantu kami mencukupkan kebutuhan makan seminggu penuh. Terpujilah Tuhan.

Setiap pagi masih berlanjut mencoba berjemur, supaya tidak mengganggu tetangga, saya berjemur di atas atap, kuajak anak-anak serta.

11 – 13 Juli 2021 :

Aktifitas Normal, WFH. Masih terasa mudah berkeringat, namun semuanya hampir terasa normal. Pagi hari setelah bersih-bersih rumah, berjemur, mandi kemudian berkordinasi dengan tim di kantor sambil berkorespondensi tentang berbagai hal.

14 Juli 2021 :

Jika hari pertama dianggap jatuh di 2 Juli 2021 saat PCR test dinyatakan hasilnya [+], hari ini adalah hari ke-12; Saya melakukan test swab PCR. Sudah tidak ada keluhan, berharap hasilnya juga akan [-] dalam laporan Lab 1-2 hari ke depan.

15 Juli 2021 :

Puji Tuhan, tidak hanya pakai perasaan, sudah ada evidence bahwa hasil PCR menyatakan saya sudah sembuh. Bagi teman-teman, saudara-saudara sekalian yang masih berjuang untuk sembuh, tetaplah semangat. Saudara-saudara tidak sendiri, tetaplah berharap, apa yang saya lakukan di atas, walaupun hasilnya mungkin berbeda silakan dicoba. Tuhan yang empunya langit dan bumi kiranya menolong Saudara-saudara semua. Salam sehat, Fight for Corona.

Pandemi ini belum berakhir. Sedikit banyaknya paska Vaksin memberi efek turunnya imum, itu sudah banyak dibicarakan. Tetapi saya tetap mendorong siapa saja yang mendapatkan kesempatan untuk vaksin jangan disia-siakan.

Jaga diri baik-baik, OTG sangat berbahaya karena tidak ada tanda-tanda di luar, jika ada keluhan segeralah memeriksakan diri. Jika 5M terasa sulit, lakukan cukup 1M, yaitu Manuto! Nurut saja akan apa yang dianjurkan Pemerintah.