Most of the time, when I asked someone how to get an address, they frequently mention RED light on the traffic lamp. I was thinking, why should be red light? Was there only “Red” light?  There was green and yellow too. Because of waiting time is found on the traffic light when it was “RED” and All drivers were there to ask themself when it was going to be “Green”

Dalam setiap perjalanan, mendapatkan petunjuk jalan yang jelas dan mudah dipahami adalah hal yang penting. Salah satu patokan yang sering digunakan dalam memberikan petunjuk adalah lampu lalu lintas yang berwarna merah. Ketika kita bertanya kepada seseorang tentang cara menuju suatu alamat, sering kali mereka akan menyebutkan lampu merah sebagai referensi. Muncul pertanyaan dalam pikiran, mengapa harus lampu merah? Apakah hanya ada lampu “merah”? Tentu saja, ada juga lampu hijau dan kuning. Mengapa penggunaan lampu merah begitu dominan dalam memberikan petunjuk?

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa penggunaan lampu merah sebagai patokan dalam memberikan petunjuk jalan bukanlah hal yang mutlak atau eksklusif. Namun, ada beberapa alasan mengapa lampu merah sering kali menjadi referensi yang paling umum dalam petunjuk jalan.

Salah satu alasan utama adalah karena waktu tunggu yang terjadi pada lampu merah. Saat lampu merah menyala, kendaraan harus berhenti dan menunggu sampai lampu berubah menjadi hijau sebelum melanjutkan perjalanan. Waktu tunggu ini memberikan kesempatan bagi pengemudi untuk mengamati sekitar dan memberikan petunjuk jalan kepada orang lain. Oleh karena itu, lampu merah sering kali dianggap sebagai titik perhentian yang penting dan memberikan kesempatan bagi pengemudi untuk memberikan petunjuk dengan lebih baik.

Selain itu, dalam kenyataannya, durasi nyala lampu merah pada persimpangan jalan seringkali lebih banyak daripada lampu hijau atau kuning. Misalnya, dalam beberapa persimpangan, rasio antara lampu merah dan lampu hijau mungkin sekitar 80 banding 20. Hal ini disebabkan oleh alasan keamanan dan efisiensi lalu lintas. Lampu merah yang lebih banyak memungkinkan kendaraan dari arah yang berbeda untuk berhenti secara bergantian, mengurangi risiko kecelakaan dan menciptakan aliran lalu lintas yang lebih lancar.

Tidak dapat disangkal bahwa penggunaan lampu merah sebagai patokan dalam memberikan petunjuk jalan memudahkan pemahaman dan memberikan petunjuk yang jelas. Lampu merah dikenal secara luas sebagai simbol perhentian, dan hampir semua orang mengerti artinya. Dalam situasi yang membutuhkan petunjuk cepat dan mudah dipahami, mengacu pada lampu merah dapat memberikan petunjuk yang lebih langsung daripada merujuk pada lampu hijau atau kuning yang mungkin membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Penggunaan lampu merah sebagai patokan juga dapat memberikan petunjuk yang sederhana dan jelas tanpa membingungkan orang yang mendapat petunjuk tersebut.

Selain itu, penggunaan lampu merah sebagai patokan dalam memberikan petunjuk jalan juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kesadaran budaya yang telah terbentuk di masyarakat. Jika sebagian besar orang sudah terbiasa menggunakan lampu merah sebagai referensi, hal ini akan menjadi standar tidak resmi dalam memberikan petunjuk jalan.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa penggunaan lampu merah sebagai patokan tidak selalu menjadi pilihan yang paling akurat atau sesuai dalam setiap situasi. Ada beberapa kasus di mana referensi lain seperti bentuk bangunan, persimpangan, atau landmark lebih tepat digunakan untuk memberikan petunjuk jalan yang lebih spesifik dan akurat. Pemahaman yang komprehensif tentang rute perjalanan dan konteks lingkungan sekitar akan membantu dalam memberikan petunjuk yang lebih efektif dan tepat.

Dalam kesimpulan, penggunaan “lampu merah” sebagai patokan dalam memberikan petunjuk jalan umumnya terkait dengan perhentian yang penting dan memberikan kesempatan bagi pengemudi untuk memberikan petunjuk dengan lebih baik. Meskipun penggunaan ini bisa menjadi kebiasaan yang umum dan mudah dipahami, terdapat pilihan lain yang lebih spesifik tergantung pada situasi dan lingkungan sekitar.