Saya sedang membayangkan sedang berada di tengah-tengah umat kala Tuhan Yesus menjadikan 5 ketul roti dan 2 ikan memberikan makan 5000 orang lebih.

Di tengah kerumunan orang yang sudah berletih mengikut Yesus. Capek dan sudah lapar dan Yesus memberikan makanan. Adakah kira-kira barang 1 atau 2 orang yang datang mengucapkan terimakasih atas makanan itu? Atau hanya menganggap sesuatu yang wajar setelah letih tiba saatnya untuk makan dan makanan tersedia?

Adakah di antara kita, dalam satu hari saja tidak memanjatkan doa yang isinya hanya meminta buat “diri” sendiri? Kemungkinan jawabnya adalah tidak jika kita tidak pernah merasa cukup dan selalu merasa kurang.
1 Korintus 2:9 (TB)  Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 
Lalu bagaimana sekarang? FirmanNya berkata apa yang tidak pernah kita bayangkan sudah diberikannya oleh sebab itu ubahlàh fokus kita.
2 Timotius 2:4 (TB)  Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.