Raja Kemuliaan
Raja Kemuliaan (King of Glory)
Dalam praktek sehari-hari sering kita mendengar ucapan “Segala Kemuliaan bagi Dia” terkadang menjadi “Segala Kemuliaan bagi Dua”
Kisah Raja Daud dalam memuliakan Tuhan juga dicatat dengan sekuat tenaga menari-nari, melompat-lompat. Dia seorang raja lho! Ada juga sih yang menganggap dia rendah, mencela dia melakukan hal itu. Mikhal mencela dia dengan mencemoh bahwa raja tidak patut berlaku sedemikian. Namun Daud berkata ia bahkan akan lebih lagi dalam menghinakan dirinya di hadapan Allah.
Alkitab mencatat Mikhal sampai matinya tidak mempunyai anak. Memang tidak eksplisit dikatakan bahwa Mikhal dihukum karena sikap dan perkataannya. Namun berapa ayat yang dituliskan ini tentang Mikhal begitu singkatnya dapat dikatakan Alkitab hendak menceritakan celaannya pada Raja Daud serta akibat yang menyertai ucapannya.
2 Samuel 6:20-23 (TB)
20 Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya, maka keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: “Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!”
21 Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: “Di hadapan TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, — di hadapan TUHAN aku menari-nari,
22 bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati.”
23 Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya.
Bagaimana seharusnya sikap kita kepada Tuhan? Langkah pertama. Hitunglah BerkatNya. Bisakah kita menghitungnya? Pujilah namaNya, Raja Kemuliaan itu. Segala kemuliaan Bagi Dia bukan lagi bagi Dua.
Sikapmu memuji Tuhan tidak harus seperti Daud melompat-lompat. Namun kalau mau melompat dan menari, lakukanlah.
Beri kemuliaan bagiNya adalah karena itulah yang patut. Kita puji Dia atau tidak Ia tetap terpuji. Kita mau muliakan Dia atau tidak Dia tetap Mulia. Lalu untuk apa? Untuk itulah kita diciptakan! Kita ada, baik hidup atau mati untuk kemuliaan namaNya.
Allah itu Roh adanya. Roh yang menghidupkan Ia taruh di dalam hidup kita. Dengan Roh Allah itu dengan roh kita dapat menyembah kepada Allah. Dengan Tubuh kita memuji Dia dengan segenap hati dengan roh kita menyembahNya.